RSS

Wong Kesasar Kok Digebuki ?


Bayangkan jika di suatu saat Anda ingin berlibur ke Bali. Sebuah tempat yang belum pernah Anda kunjungi sehingga menjadi impian besar. Sebelum memulai perjalanan, tentu Anda membayangkan betapa indahnya Pulau Dewata. Sebuah pulau yang namanya saja lebih berkibar daripada Indonesia. Anda bahkan juga sudah merancang apa saja yang akan dilakukan di sana. Dengan semangat dan harapan yang tinggi, Anda pun segera memulai perjalanan.
Bertolak dari Surabaya, Anda mulai menyisir dari kota ke kota. Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh dan melelahkan, tibalah Anda di Kota Cirebon. Tiba-tiba Anda ditegur seorang saudara yang kebetulan mengetahui tujuan perjalanan Anda.
"Lho, Mas ! Anda kan mau ke Bali? Kok lewat sini ?" kata saudara Anda. "Iya memang. Saya mau ke Bali. Dan setahu saya ini adalah jalan menuju ke Pulau Bali," jawab Anda dengan mantap.
Lalu tiba-tiba saudara yang menegur tadi langsung melayangkan bogem ke muka Anda. Disusul kemudian dengan tendangan tanpa bayang tepat ke perut hingga akhirnya membuat Anda terjerembab ke tanah. Belum sempat berdiri, tiba-tiba sebuah batu besar jatuh menindih separuh tubuh Anda.
"Anda ini bodoh. Anda salah jalan. Kurang ajar!" teriak saudara Anda tadi sambil menyiramkan bensin ke sekujur tubuh Anda. Sambil terus berteriak-teriak, dia pun mengeluarkan korek gas dari balik sakunya dan siap membakar tubuh Anda.
Jika itu yang terjadi, kira-kira apa yang Anda pikirkan ? Bagaimana perasaan Anda ? Barangkali itulah yang sekarang dialami oleh saudara-saudara kita para pengikut Ahmadiyah. Lebih parah lagi jika orang-orang yang menyalahkan itu juga tidak bisa menunjukkan arah ke Bali yang benar. Ia hanya sekedar mengklaim bahwa dirinya tahu jalan yang benar menuju ke arah Bali, padahal sebenarnya tidak.
Memalukan. Respon terhadap segala sesuatu yang berada di luar dirinya, sangat sinis dan anarkis. Padahal Islam yang dibawa oleh junjungan besar kita Nabi Muhammad saw sungguh tidak demikian.
Tapi kenapa ini bisa terjadi ? Kenapa bangsa ini begitu kaku menghadapi spektrum pelangi yang jelas-jelas sudah pasti ada ? Kenapa sebagian besar orang mengharapkan dengan sangat - bahkan terkesan memaksa - agar orang lain seperti dirinya ?
Salah satu penjelasan yang mungkin adalah bahwa karena masalah ini dipandang dengan menggunakan kacamata fiqih. Padalah teologi bukanlah fakta hukum yang bisa dilihat dengan menggunakan pendekatan fiqih. Ini sudah masuk ke dalam wilayah Ilmu Kalam. Dan Ilmu Kalam memiliki kaidah yang jelas-jelas berbeda dengan kaidah fiqih.
Realitas tersusun atas beberapa fakta. Ada fakta hukum, fakta politik, fakta budaya yang masing-masing alatnya berbeda. Keharusan memilah-milah inilah yang terkadang dilupakan. Bahkan oleh orang-orang yang sekarang duduk di lembaga otoritas keagamaan. Semua masalah, semua realitas, selalu didekati dengan kaca mata fiqih. Kesalahan inilah yang menjadi pemicu ketegangan sosial yang terjadi akibat perbedaan pemahaman terhadap doktrin agama.
Barangkali ada satu hal yang perlu direnungkan kembali. Mana yang dipilih ; Mengkafirkan orang Islam atau meng-Islamkan orang yang kafir ?
1 komentar

Posted in

Doa Mahatma Gandhi


D O ‘ A

Mahatma Gandhi

Doa telah menyelamatkan hidupku,
Seandainya aku tidak ditolong oleh do’a,
Aku sudah lama jadi gila
Baik dalam hidup pribadi maupun dalam hidup politik,
Aku telah mengalami percobaan yang hampir tak tertahan
Kadang-kadang aku nyaris tenggelam ke dalam kancah putus asa

Hanya karena kekuatan doa
Aku tidak pernah mundur dalam cita-citaku
Dalam perjalanan hidupku
Kepercayaan akan Tuhan semakin tumbuh
Dan kebutuhanku akan doa telah semakin nyata
Tanpa doa, hidupku kosong saja tak menarik

Tiga Guru Agung umat manusia
Yakni Budha, Yesus dan Muhammad
Telah memberi kesaksian yang tak tersangkal
Bahwa cahaya dan inspirasi mereka peroleh dari doa
Jelas pula bahwa tanpa doa
Hidup mereka merupakan sesuatu yang mustahil

Demikian juga
Justru dalam doa
Berjuta-juta umat Hindu, Kristen dan Islam
Telah menemukan sumber penyembuhan dan kekuatan mereka

Ada orang yang berkata
Bahwa mereka semua menipu diri sendiri
Bahwa doa mereka selalu khayalan belaka

Pendapat dan pengalaman lain sekali
Aku bersyukur karena ‘khayalan’ ini
Bahwa itu saja yang memberi arti pada hidupku
Dan membuat hidupku bahagia

Meskipun dalam hidup politik
Aku berulang-ulang kali dihadapkan dengan situasi-situasi
Yang melampaui kemampuanku
Aku tidak pernah, sungguh tidak pernah kehilangan kedamaian hatiku
Banyak orang mengatakan padaku
Bahwa mereka iri hati akan keterntraman hatiku
Hanya doa saja yang dapat menjelaskan…………….

Aku bukan orang terpelajar
Tapi dengan rendah hati aku mengaku diri sebagai ‘man of prayer’
Tak begitu penting cara bagiku anda berdoa
Asal jujur dan otentik
Barang siapa bergaul dengan doa setiap hari
Akan menemukan dimensi baru dalam hidupnya
1 komentar

Posted in

By MasKaji. Diberdayakan oleh Blogger.